Ingin Dicintai Karena Allah

Ingin Dicintai Karena Allah
WildaNya

Rabu, 19 Januari 2011

Dia, Si Perempuan 27 hari


Senyum manis indah menawan,
tawa manis indah menawan,
mata sejuk merujuk menusuk,
jalan indah rendah merebah,
sifat melekat cekat rekat.

Hanya sekejab, semua sirna.
Dibilang mimpi!!! tidak juga,
dibilang nyata? Mana mungkin bisa?

Aku hanya bisa berharap dapat melihat senyumnya walaupun hanya sekali.
Aku memang bukan siapa-siapa,
tapi aku rela mengorbankan apapun untuk melindunginya.

Perasaan apa ini?
Setiap kali aku berpapasan dengan wajahnya,
matanya lah yang paling aku takuti.

Mana mungkin ini cinta?
Dia datang hanya sementara,
tapi ketika dia pergi,
kenapa tak sekalian saja dia bawa parasnya di hatiku,
sehingga aku tidak tersiksa seperti ini.
1 bulan,
Dia membuat aku hidup...
Tidak 1 bulan,
tapi …….
27 hari,
Yahhhh!!!!.... 27 hari.
Pertama dia datang,
aku tidak mau tahu,
karena aku takut suka padanya.
1 minggu telah berlalu,
dia mondar mandir di depanku,
apa salahku? Dia buat aku tertegun melihat matanya.
Aku sangat ingin melihat matanya sekali lagi,
untuk menghapus keganjalan hati yang telah membelengguku....
Aku juga ingin melihat senyum,
Aku rindu pada tawa yang riangnya.
Aku ingin menatap semua yang ada padanya,
supaya mampu menyejukkan hatiku yang sudah mulai resah kembali.

Memang benar, badai telah berlalu,
tapi apa benar rupanya hilang dalam hatiku?
Aku tidak pernah punya fotonya,
Tapi wajah dan sikapnya selalu saja tak mau lepas dari ingatanku...
Baru sekarang aku tersiksa,
sudah ribuan cara telah kulakukan untuk bisa melupakannya,
apa jadinya?
Semakin sering ku mencoba,
semakin besar pula rasaku padanya.

Dia bagaikan permata,
yang pantas dimiliki oleh orang-orang kaya dan berwibawa.

Sedangkan aku siapa?
Hanya orang yang tidak tahu diri,
Hanya dalam mimpi saja yang bisa menggapai perempuan seperti dia.

Mempunyai niatan untuk mengungkapkan perasaan padanya?
Apa salah? Sebagai manusia normal?

Aku sangat sadar keadaanku,
siapa yang mau padaku?
Cowok kolot dan sok seperti aku bisa disukainya?
Bodoh.... dari mana datangnya pikiran ini? Dasar bodoh… bodoh…

Dia, ini untuk dia;

"aku adalah laki-laki yang berparas wanita dan tidak pernah punya keberanian, aku adalah laki-laki yang suka menangis kala petang. Jika ada orang yang bertanya padaku, 'siapa yang paling malang di dunia ini?' yang sangat mungkin aku jawab adalah 'aku.' kini dia pergi dengan hatiku, tanpa ia ketahui kalau aku sangat sayang padanya. Selamat tinggal cintaku, selamat tinggal hatiku, aku akan menunggumu, sekuat cinta ini membelenggu."
setiap waktu aku berdoa dalam linangan air mataku,

"kudoakan doamu, supaya kamu bisa tersenyum indah setiap waktu."
beban cinta,
beban asa,
beban rindu yang menggebu
dan beban perasaan yang tidak aku tahu.
Memang,
hal itu terlihat mudah, jika hanya mendengarnya saja.
Untuk mengerjakannya amatlah sulit.
Air mata jasadku mengering,
tapi bukan berarti hatiku selalu tersenyum dan air matanya mengering juga seiring waktu.
Tubuh ini lunglai, dia pergi tanpa ku ketahui.
Aku masih ingat, ada orang yang mengatakan padaku, "dia mirip denganmu, mungkin saja kalian jodoh..." tapi aku buang jauh-jauh, karena aku tidak mau, anganku terhadapnya terlalu tinggi. Dia hebat sebagai seorang wanita, dia berjuang terus menyelesaikan tugasnya sampai tidak perduli pada kesehatannya. Sehingga suatu ketika aku mendengar dia sakit, hati ini gelisah sekali, apa peduliku? Dia siapa aku? Kenapa aku gelisah seperti ini? Itulah kata hatiku, batinku mengamuk, pikiranku ikut sakit, pikiranku ikut galau.

Lekukan kelelahan yang tertulis di sisi matanya, sungguh membuat aku ingin memberikannya kasih sayang dan menghapus kelelahannya setiap saat. Tapi mana mungkin? Ketika ada dia, sikapku menjadi aneh, ketika dia memandang, senyumku terbungkam. Ketika dia tertawa, hatiku tentram, ketika dia mengeluh, jiwaku tergugah.

"Perasaan apa ini? Jatuh cinta? Apakah iya? Kenapa? Cantik? Mana mungkin?! Setiap hari berpapasan dengan wanita-wanita yang lebih cantik dari dia, kenapa aku tidak jatuh cinta? Kenapa harus pada dia? Kenapa?" itulah perjuangan hatiku sampai saat ini dan semoga saja air mataku tak terlihat di sana.

Apa dia tahu beratnya memikul cinta padanya?
Apa dia tahu, kata-katanya dapat membuat hati ini tentram?
Apa dia tahu, kalau aku suka padanya?
Apakah dia tahu,,, apakah dia tahu,,,
Dia, dia, Si Perempuan 27 hari,
Dia, dia, Si Perempuan lunak pembawa mimpi.
Dia, dia, Si Perempuan jelita yang membuat aku menjadi gila pada sastra...
Dia, dia, dia, Si Perempuan yang telah membawa separuh hati dan segenap jiwaku,
Dia, dia, dia, Si Perempuan yang menanamkan cinta, lalu dibiarkan begitu saja.
Dia bukan mereka,
dia bukan aku,
dia bukan siapa-siapa,
dia yang dulu pernah mengerjakan tugasnya di tepi lantai,
dan bersandar pada tembok...

"aku suka, pada gigi kamu,"
itulah kata-kata aku, yang aku kira telah menyinggungnya..
Aku rela meski aku tidak termasuk orang yang disukainya...
Asalkan dia bahagia, aku rela menderita.
Semoga Dia mendengar doa-doaku.
(ini bukan sebuah cerita, bukan pula sebuah puisi atau prosa. tapi ini adalah sebuah fakta adalah sebuah fakta dari seseorang pengecut yang tidak pernah mau mengakui cintanya dan hanya penyesalan yang dia dapatkan kini).